PANGKALPINANG, OBROLAN.CO.IDWali Kota Pangkalpinang, Saparudin Masyarif atau kerap disapa Udin, menegaskan pentingnya membangun kota yang tidak hanya bergantung pada bantuan pusat, tetapi mampu tumbuh lewat kreativitas warganya sendiri.
Menurut Udin, konsep Kota Kreatif merupakan jawaban atas tantangan globalisasi ekonomi yang menuntut kota-kota di Indonesia untuk berinovasi dan menciptakan nilai ekonomi dari potensi lokal.
“Salah satu cara untuk menyelesaikan permasalahan kota di era globalisasi ini adalah dengan menjadikan kota lebih atraktif, agar dapat menghasilkan nilai ekonomi dari dalam,” ujarnya, usai membuka Festival Gema Ekonomi Kreatif Pangkalpinang 2025 di Wilhelmina Park, Jumat siang (7/11/2025).
Festival bertema “Dari Pangkalpinang untuk Indonesia Kreatif” ini menjadi momentum penting bagi pemerintah kota dalam memperkuat sektor ekonomi kreatif. Melalui kegiatan ini, Pangkalpinang didorong menjadi Kota Kreatif Indonesia, dengan kuliner sebagai subsektor unggulan yang merepresentasikan kekhasan daerah.
Tahun 2025 ini, festival menyajikan tiga kegiatan utama: bazar pelaku ekonomi kreatif di Taman Wilhelmina, festival band, serta kompetisi Mobile Legend di halaman McDonald’s yang berlangsung pada 5–8 November.
Udin menyebutkan, konsep kota kreatif bukan sekadar program, tetapi strategi pembangunan berbasis partisipasi dan inovasi masyarakat. Ia menekankan bahwa ekonomi kreatif merupakan hasil olah pikir, budaya, ilmu pengetahuan, dan teknologi sebagaimana diatur dalam UU No. 24 Tahun 2019 tentang Ekonomi Kreatif.
“Di era globalisasi 5.0, manusia hidup berdampingan dengan teknologi. Ini menuntut pelayanan publik yang cepat, tepat, dan transparan. Karena itu, seluruh instansi, termasuk Dinas Pariwisata, harus siap menghadapi tantangan ini,” katanya.
Sebagai kota utama di Bangka Belitung, Pangkalpinang dinilai memiliki potensi kuat dalam mengembangkan sektor ini. Udin menilai, ekonomi kreatif mampu menjadi motor baru dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus menciptakan iklim bisnis yang sehat.
“Ekonomi kreatif memberikan kontribusi signifikan bagi pertumbuhan ekonomi, menciptakan iklim bisnis yang positif, dan mendorong inovasi sebagai keunggulan kompetitif suatu wilayah,” ujar Udin.
Lebih dari sekadar pertumbuhan ekonomi, lanjutnya, sektor kreatif juga memperkuat identitas daerah serta memberi dampak sosial yang positif.
“Melalui festival ini, saya berharap akan semakin banyak usaha ekonomi kreatif bermunculan di Pangkalpinang. Dengan begitu, lapangan pekerjaan akan terbuka lebih luas dan berdampak langsung pada pengentasan kemiskinan,” tuturnya.
Ia juga menekankan pentingnya pengembangan 17 subsektor ekonomi kreatif, di antaranya kuliner, kriya, fashion, musik, fotografi, seni pertunjukan, hingga film dan animasi.
“Kami berharap kegiatan ini juga bisa mendukung berkembangnya 17 subsektor ini. Keberadaan mereka sangat penting bagi terwujudnya kota kreatif. Kolaborasi yang solid antara pemerintah dan pelaku ekonomi kreatif adalah kunci keberhasilan kita bersama,” pungkasnya. (***)














